About Us
Program Pengembangan Mutu Guru
Rabu, 29 September 2021
ppski.id – Perkumpulan Pendidik Sains Kimia Indonesia (PPSKI) Pusat meluncurkan episode terbaru dari Program Pengembangan Mutu Guru bernama Bromin PPSKI.
“Syukur Alhamdulillah, akhirnya hari ini kami dapat meluncurkan program yang telah lama sekali kami gagas. Kami berharap program ini dapat menjadi ajang curhatnya guru-guru kimia Indonesia tentang permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran kimia dan seputar isu pendidikan. Kegiatan ini akan dilakukan rutin setiap Rabu malam dua minggu sekali yaitu setiap minggu ke-2 dan minggu ke-4 setiap bulan” kata Ketua Program Pengembangan Mutu Guru PPSKI Pusat Dea Sukrisna dalam peluncuran Bromin PPSKI secara daring, Rabu (29/9).

Ngobrol Bareng Admin (Bromin) PPSKI, digagas sebagai bentuk keseriusan PPSKI Pusat dalam mendukung transformasi pendidikan di Indonesia. Melalui kegiatan ini guru diharapkan saling merespon, saling belajar, bertukar pikiran, dan bertukar pengalaman untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi rekan sejawatnya. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendongkrak percepatan kemajuan pendidikan di negeri tercinta.
PPSKI dibangun atas dasar semangat saling berbagi agar guru kimia di seantero negeri memiliki kompetensi yang sama. “Kami berharap siswa di seluruh Indonesia mendapatkan pelayanan maksimal. Guru harus menjadi long life learner, karena ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang. Sains itu tentatif, Kimia adalah bagian dari sains yang tentatif itu. Jadi tidak ada pilihan bagi guru selain terus belajar” Tutur Dea Sukrisna. “Bromin memiliki nilai-nilai yaitu Kolaborasi, Profesionalisme, dan long life learner. Saya kira tiga hal ini adalah kunci kemajuan guru kimia Indonesia” tambahnya.

Dalam kegiatan perdananya Bromin PPSKI mengambil tema tentang ‘Penilaian Masa Pandemi: Validitas, Tantangan dan Rekomendasi untuk Penilaian Masa Depan’. Tema ini diambil untuk menyesuaikan dengan situasi saat ini dimana guru sedang melaksanakan PTS.
Pada Pembelajaran Jarak Jauh guru menggunakan platform penilaian digital baik menggunakan Learning Management System (LMS) yang dikembangkan oleh satuan pendidikan maupun menggunakan platform digital lain seperti Google Form, Quizizz, Kahoot, Socrative, dan sejenisnya. Beberapa guru menemukan tindak kecurangan yang dilakukan oleh sebagian siswa baik dilakukan secara konvensional maupun memanfaatkan kemampuan IT yang dimilikinya. Beberapa guru berbeda pendapat terkait dengan aplikasi yang direkomendasikan. Namun, menyikapi hal tersebut guru-guru sepakat bahwa mereka harus melakukan inovasi untuk membuat penilaian lebih bermakna.
“Saya lebih memilih menggunakan soal uraian atau penilaian berbasis proyek dalam pembelajaran saya, karena dari pengalamanpengelaman saya itulah yang relatif aman dibandingkan yang lain, meskipun sebagai konsekuensinya saya harus berupaya lebih keras dalam memeriksa jawaban siswa. Kita harus menyadari bahwa kegiatan penilaian tidak semata mengukur kemampuan siswa, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk menanamkan beberapa karakter yang penting dan perlu, antara lain kerja keras, tekun, teliti, juga jujur” ungkap Agus Yulianto, salah satu peserta Bromin PPSKI. Agus Yulianto menambahkan bahwa dia masih menggunakan Quizizz, Kahoot, socrative atau sejenisnya dalam pembelajaran di kelasnya, namun itu lebih digunakan dalam sisi joyfull learning saja, sebagai sarana siswa untuk menunjukkan eksistensi dirinya dan memupuk rasa percaya diri.
Iim Rochimah satu diantara 54 peserta Bromin PPSKI yang hadir malam itu memberikan rekomendasi untuk menggunakan LMS yang dikembangkan satuan pendidikan, misalnya berbasis moodle. Rekomendasi ini didasarkan pada logika bahwa LMS yang dikembangkan satuan pendidikan memiliki bahasa pembrograman yang unik dan penggunaannya terbatas. “Jika menggunakan LMS satuan pendidikan kan yang paham bahasa pemrogramannya hanya admin sekolah, munculnya tutorial di internet untuk mensiasatinya akan relatif minim juga karena penggunaannya terbatas pada sekolah itu saja, kecuali kalau siswanya memang pintar sekali ITnya” ujarnya.
Arief Fadilah, mengusulkan penilaian yang kekinian yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa. “Saya meminta siswa membuat video atau poster untuk penilaian ketrampilan. Saya minta mereka untuk mengupload karya mereka di instagram dan menandai saya sebagai gurunya. Saya meminta siswa yang lain untuk menilai hasil karya teman-temannya. Saya hanya menyediakan rubriknya saja, nilai saya terima dari mereka” ungkapnya. Selain itu, terkait tindak kecurangan siswa menggunakan kemampuan ITnya guru harus bisa melihat dari sisi lain bahwa mereka adalah anak-anak hebat yang patut diapresiasi kemudian diarahkan untuk mengembangkan bakat mereka sehingga tersalurkan di tempat yang tepat.
Menyambung apa yang disampaikan Arief Fadhilah, Salim menyatakan bahwa guru harus menilai siswa secara komprehenshif. Ia mengusulkan agar guru juga menggunakan penilaian kualitatif disamping penilaian kuantitatif. Aspek kuantitatif dalam penilaian tidak dapat dihindari karena proses seleksi masuk ke perguruan tinggi misalnya juga masih menggunakan angka-angka, namun dengan menambahkan aspek kualitatif kelebihan siswa dapat lebih diapresiasi.
Menutup kegiatan perdana Bromin PPSKI, Jaenudin Ketua PPSKI Pusat menggarisbawahi pentingnya kejujuran dan integritas dalam kehidupan. Kedua hal tersebut adalah karakter yang tidak dapat langsung muncul begitu saja dalam diri siswa melainkan harus ditanamkan. Kejujuran dan integritas harus menjadi prioritas dalam proses penilaian yang dilakukan oleh guru. Selain itu Jaenudin menyampaikan ungkapan terimakasihnya kepada seluruh pengurus PPSKI Pusat dan kepada seluruh anggota PPSKI atas support yang diberikan sehingga diusianya yang baru satu tahun PPSKI telah mampu menjalin kerjasama dengan PPPPTK IPA dan berbagai Universitas terkemuka di Indonesia. Bahkan PPSKI telah berhasil menjalin kerjasama dengan salah satu dosen dan peneliti dari California State Polytechnic University of Pamona. Jaenudin juga menyampaikan bahwa saat ini PPSKI Pusat sedang melakukan koordinasi dengan Institut Tehnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk mengadakan kegiatan dalam waktu dekat.
(Admin-PPSKI)